SEJARAH NU DAN MUHAMMADIYAH![]() |
Sekilas
NU
dan Muhammadiyah adalah dua organisasi islam di Indonesia. Sama-sama
memiliki basis massa yang besar, pemahaman yang sedikit tidak sama,
berkiprah dalam bidang politik bisa ya bisa tidak (lebih cenderung ya).
Secara tidak langsung 2 organisasi ini membagi muslim Indonesia menjadi 2
(bagi yang cuwek tidak termasuk).
Tulisan
ini tidak untuk membandingkan keduanya, tidak juga untuk mencari
perbedaan antara Muhammadiyah dan NU (Muhammadiyah saya sebut di awal
karena memang lahir lebih dulu, bagi yang NU tidak perlu protes).
Sejarah Berdirinya Muhammadiyah
Muhammadiyah didirikan oleh K.H. Ahmad Dahlan di Kampung Kauman Yogyakarta pada tanggal 8 Dzulhijjah 1330 H/18 November 1912.
Persyarikatan
Muhammadiyah didirikan untuk mendukung usaha KH Ahmad Dahlan untuk
memurnikan ajaran Islam yang dianggap banyak dipengaruhi hal-hal mistik.
Pada masa kepemimpinan Ahmad Dahlan (1912-1923), pengaruh Muhammadiyah
terbatas di karesidenan-karesidenan seperti: Yogyakarta, Surakarta,
Pekalongan, dan Pekajangan, daerah Pekalongan sekarang. Selain Yogya,
cabang-cabang Muhammadiyah berdiri di kota-kota tersebut pada tahun
1922. Pada tahun 1925, Abdul Karim Amrullah membawa Muhammadiyah ke
Sumatera Barat dengan membuka cabang di Sungai Batang, Agam. Dalam tempo
yang relatif singkat, arus gelombang Muhammadiyah telah menyebar ke
seluruh Sumatera Barat, dan dari daerah inilah kemudian Muhammadiyah
bergerak ke seluruh Sumatera, Sulawesi, dan Kalimantan. Pada tahun 1938,
Muhammadiyah telah tersebar keseluruh Indonesia.
Bidang Akidah
Akidah merupakan dasar pokok keyakinan beragama. Oleh sebab itu ia menjadi titik awal dalam bahasan tentang keimanan.
Pambahasan akidah ini umumnya meliputi persoalan sebagai berikut ;
- Ilahiyyah,yaitu segala hal yang membahas tentang ilah (Allah) seperti wujud Allah ,kehendak Allah,ketentuan Allah.
- Nubuwwah, yaitu pembahasan mengenai segala sesuatu yang berkenaan dengan nabi dan Rasul,termasuk pembahasan mengenai kitab-kitab Allah,dan mukjizat.
- Ruhaniyyah, yaitu pembahasan yang berhubungan dengan alam metafisik,
- Syam’iyah,yaitu pembahasan tentang segala yang dapat diketahui lewat syam’i(mendengar berita dari dalil naqli berupa Al-qur’an dan sunah Rasul.
Secara histories aqidah islam yang berkembag dikalangan umat islam ada dua kelompok ;
- Aqidah salaf,aqidah yang dibangun semata-mata berdasarkan wahyu,yaitu Al-qur’an dan as-sunnah,tanpa ada tambahan filosofis.
- Aqidah islam yang dibangun atas campur tangan pemikiran fikosofik.
Sejarah Berdirinya NU
Nahdlatul
Ulama (NU), adalah sebuah organisasi Islam yang terbesar di Indonesia.
Organisasi ini berdiri pada 31 Januari 1926 dan bergerak di bidang
pendidikan, sosial, dan ekonomi.Suatu waktu Raja Ibnu Saud hendak
menerapkan asas tunggal yakni mazhab Wahabi di Mekkah, kalangan
pesantren yang selama ini membela keberagaman, menolak pembatasan
bermazhab dan penghancuran warisan peradaban tersebut. Dengan sikapnya
yang berbeda itu kalangan pesantren dikeluarkan dari anggota Kongres Al
Islam di Yogyakarta pada tahun 1925. Akibatnya kalangan pesantren juga
tidak dilibatkan sebagai delegasi dalam Mu’tamar ‘Alam Islami (Kongres
Islam Internasional) di Mekkah yang akan mengesahkan keputusan
tersebut. Didorong oleh minatnya yang gigih untuk menciptakan kebebasan
bermazhab serta peduli terhadap pelestarian warisan peradaban, maka
kalangan pesantren terpaksa membuat delegasi sendiri yang dinamakan
Komite Hejaz, yang diketuai oleh K.H. Wahab Hasbullah.
Atas
desakan kalangan pesantren yang terhimpun dalam Komite Hejaz, dan
tantangan dari segala penjuru umat Islam di dunia, maka Raja Ibnu Saud
mengurungkan niatnya. Hasilnya, hingga saat ini di Mekkah bebas
dilaksanakan ibadah sesuai dengan mazhab mereka masing-masing. Itulah
peran internasional kalangan pesantren pertama, yang berhasil
memperjuangkan kebebasan bermazhab dan berhasil menyelamatkan
peninggalan sejarah dan peradaban yang sangat berharga.
Berangkan
komite dan berbagai organisasi yang bersifat embrional dan ad hoc,
maka setelah itu dirasa perlu untuk membentuk organisasi yang lebih
mencakup dan lebih sistematis, untuk mengantisipasi perkembangan zaman.
Maka setelah berkordinasi dengan berbagai kyai, akhirnya muncul
kesepakatan untuk membentuk organisasi yang bernama Nahdlatul Ulama
(Kebangkitan Ulama) pada 16 Rajab 1344 H (31 Januari 1926). Organisasi
ini dipimpin oleh K.H. Hasyim Asy’ari sebagai Rais Akbar.
Untuk
menegaskan prisip dasar organisasi ini, maka K.H. Hasyim Asy’ari
merumuskan kitab Qanun Asasi (prinsip dasar), kemudian juga merumuskan
kitab I’tiqad Ahlussunnah Wal Jamaah. Kedua kitab tersebut kemudian
diejawantahkan dalam khittah NU, yang dijadikan sebagai dasar dan
rujukan warga NU dalam berpikir dan bertindak dalam bidang sosial,
keagamaan dan politik.
Paham keagamaan
NU
menganut paham Ahlussunah waljama’ah, sebuah pola pikir yang mengambil
jalan tengah antara ekstrim aqli (rasionalis) dengan kaum ekstrim
naqli (skripturalis). Karena itu sumber pemikiran bagi NU tidak hanya
al-Qur’an, sunnah, tetapi juga menggunakan kemampuan akal ditambah
dengan realitas empirik. Cara berpikir semacam itu dirujuk dari pemikir
terdahulu seperti Abu Hasan Al-Asy’ari dan Abu Mansur Al-Maturidi dalam
bidang teologi. Kemudian dalam bidang fiqih lebih cenderung mengikuti
mazhab: imam Syafi’i dan mengakui tiga madzhab yang lain: imam Hanafi,
imam Maliki,dan imam Hanbali sebagaimana yang tergambar dalam lambang
NU berbintang 4 di bawah. Sementara dalam bidang tasawuf, mengembangkan
metode Al-Ghazali dan Junaid Al-Baghdadi, yang mengintegrasikan antara
tasawuf dengan syariat.
Gagasan
kembali kekhittah pada tahun 1984, merupakan momentum penting untuk
menafsirkan kembali ajaran ahlussunnah wal jamaah, serta merumuskan
kembali metode berpikir, baik dalam bidang fikih maupun sosial. Serta
merumuskankembali hubungan NU dengan negara. Gerakan tersebut berhasil
kembali membangkitkan gairah pemikiran dan dinamika sosial dalam NU.
Perbedaan NU dan Muhammadiyah
Muhammadiyah
dan NU adalah organisasi, bukan masalah fiqh. Hanya dalam konteks
Indonesia, Muhammadiyah dan NU adalah mewakili 2 golongan besar umat
Islam secara fiqh juga. Muhammadiyah mewakili kelompok “modernis”
(begitu ilmuwan menyebut), yang sebenarnya ada beberapa organisasi
yang memiliki pandangan mirip seperti Persis (Persatuan Islam),
Al-Irsyad, Sumatra Tawalib. Sedang NU (Nahdhatul Ulama) mewakili
kelompok “tradisional”, selain Nahdhatul Wathan, Jami’atul Washliyah,
Perti, dll.
Di
sisi lain NU (Nahdhatul Ulama, didirikan antara lain oleh KH Hasyim
Asy’ari, 1926), lahir untuk menghidupkan tradisi bermadzhab, mengikuti
ulama. Sedikit banyak kelahiran Muhammadiyah memang memicu kelahiran
NU. Berbeda dengan Muhammadiyah, pengaruh NU sangat nampak di kalangan
pedesaan.
Kedua
organisasi memiliki berbagai perbedaan pandangan. Dalam masyarakat
perbedaan paling nyata adalah dalam berbagai masalah furu’ (cabang).
Misalnya Muhamadiyah melarang (bahkan membid’ahkan) bacaan Qunut di
waktu Shubuh, sedang NU mensunahkan, bahkan masuk dalam ab’ad yang kalau
tidak dilakukan harus melakukan sujud syahwi, dan berbagai masalah
lain
Terima kasih~
BalasHapusSama-sama~
Hapus